His House Kisah Teror Rumah Baru Sepasang Suami-Istri
His House adalah sebuah film horor yang menggambarkan perjuangan sepasang suami-istri, Bol (Ṣọpẹ́ Dìrísù) dan Rial (Wunmi Mosaku), yang melarikan diri dari perang di Sudan Selatan dan mencoba memulai hidup baru di Inggris. Mereka mendapatkan rumah sederhana dari pemerintah sebagai bagian dari program pengungsi, namun rumah itu segera menjadi sumber teror yang tak terduga. Di balik dinding-dinding yang terlihat usang, ada sesuatu yang jahat dan penuh dendam yang menghantui mereka. Kehadiran makhluk supranatural ini membuat Bol dan Rial menghadapi ketakutan yang bukan hanya datang dari luar, tetapi juga dari dalam diri mereka sendiri—trauma masa lalu yang terus membayangi hidup mereka.
Ketegangan dalam film ini bukan hanya berasal dari teror supranatural, tetapi juga dari konflik internal antara Bol dan Rial, serta tekanan dari masyarakat sekitar yang memandang mereka sebagai orang luar. Bol yang ingin beradaptasi dan melupakan masa lalunya, sering berbenturan dengan Rial, yang merasa bahwa mereka tidak bisa sepenuhnya meninggalkan akar budaya dan kenangan tragis mereka. Makhluk gaib yang menghantui mereka, yang disebut “Apeth” atau roh pendendam, menjadi simbol dari rasa bersalah yang mereka bawa atas keputusan-keputusan sulit yang mereka ambil untuk bertahan hidup. His House dengan cerdas menggabungkan elemen horor tradisional dengan tema-tema mendalam tentang kehilangan, rasa bersalah, dan perjuangan identitas.
Film ini tidak hanya menakutkan, tetapi juga menyentuh secara emosional, menjadikannya lebih dari sekadar kisah horor biasa. His House menggambarkan pengalaman imigran dengan cara yang sangat unik, mengungkapkan bagaimana trauma, rasa bersalah, dan diskriminasi dapat menjadi “hantu” yang terus menghantui. Di akhir cerita, Bol dan Rial harus menghadapi kebenaran yang menyakitkan tentang masa lalu mereka untuk mengatasi teror yang ada di rumah baru mereka. Dengan atmosfer yang gelap, narasi yang mendalam, dan akting yang luar biasa, His House adalah sebuah film yang tidak hanya membuat penontonnya ketakutan, tetapi juga memikirkan sisi kemanusiaan dari horor yang mereka alami.